Angela Lie Duckworth, seorang psikolog dan penulis buku, melakukan riset mengenai “GRIT” atau kegigihan. Riset tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan dan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor kegigihan.
Faktor kegigihan tersebut juga sangat menentukan apakah Si Kecil mudah menyerah atau tidak. Tingkat kegigihan seorang anak bisa dilihat dan dilatih sedini mungkin. Meningkatkan rasa tangguh dan gigih pada anak memanglah tidak mudah dan harus konsisten.
Untuk itu, berikut ini tips untuk orang tua menghadapi anak yang mudah menyerah:
● Untuk balita, biasakan untuk menyelesaikan permainan
Orang tua bisa melatih kegigihan anak dengan memberikan mainan yang memiliki awal dan akhir, yang hasilnya bisa dilihat langsung. Salah satu contohnya adalah bermain puzzle. Saat ia kesulitan, orang tua bisa memberikan sedikit bantuan tapi tetap membiarkan anak menyelesaikannya sendiri. Setelah selesai, beri anak pujian atas usahanya menyelesaikan puzzle tersebut. Orang tua juga bisa menekankan bahwa menyelesaikan sesuatu adalah sangat penting.
● Untuk balita, kondisikan agar bisa fokus
Usia balita memang sangat sulit untuk fokus. Orang tua bisa melatihnya dengan cara mengkondisikan lingkungan agar anak bisa fokus menyelesaikan sesuatu. Contohnya dalam bermain puzzle, orang tua harus memastikan bahwa tidak ada mainan lain disekitarnya. Tujuannya agar anak tidak mudah ter-distract dan tetap fokus pada apa yang dia kerjakan. Orang tua juga bisa memberikan instruksi dan menyemangati anak agar lebih semangat menyelesaikan puzzle tersebut.
● Latih anak mengutarakan keinginannya
Terlalu sering dilarang, anak menjadi mudah kecewa dan takut bersuara. Orang tua bisa mulai mendengarkan keinginannya dan membantu anak untuk mencapai hal yang dia inginkan. Dengan demilkian, anak menjadi lebih terbuka dan lebih ekspresif dalam mengutarakan sesuatu.
● Tentukan tujuan yang realistis
Mengajarkan anak tentang tujuan sangatlah penting. Namun ingatlah untuk menetapkan goals yang realistis untuk dicapai. Tetaplah perhatikan kemampuan, sumber daya, dan waktu, agar goals tersebut bisa dicapai olehnya.
● Sampaikan ekspektasi yang spesifik
Orang tua harus memberikan ekspektasi yang spesifik pada seorang anak. Ekspektasi tidak boleh disampaikan dengan kesan memerintah dan mengancam. Anak harus tetap merasa termotivasi dan percaya diri, karena kita percaya pada kemampuannya.
● Susun strategi bersama
Remaja tau apa yang diinginkannya, tetapi tidak tahu cara menggapainya. Terkadang ia menyerah dan tidak tekun dalam mengerjakan sesuatu karena dirasa sulit dan tidak mampu. Di sini, orang tua harus menemaninya pada masa-masa sulit tersebut agar anak lebih termotivasi. Lihat permasalahannya, cari solusi, dan susun strategi bersama, sehingga anak memiliki mindset dan perspektif baru.
Mendidik seorang anak memanglah tidak mudah, terlebih mengajarkannya soal kegigihan. Praktikkan satu atau maksimal 2 tips saja. Yang terpenting adalah tips tersebut dilakukan dengan konsisten dari hari ke hari. Semoga anak bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak mudah menyerah dan bisa mencapai tujuan dalam hidupnya!
Kalau ingin mengetahui lebih banyak tentang cara-cara membentuk & melatih otak anak, yuk bisa baca tips lengkapnya melalui buku “Brain Sculptor” karya Irene Phiter. Buku tersebut membahas bagaimana proses dan tanggung jawab anak yang bisa menjadi bekal orang tua dalam mendidik anak.