“Kenapa kok Mama kerja terus?”
“Kenapa Papa harus cari uang?”
“Aku mau ikut kerja juga!”
Pertanyaan-pernyataan di atas seringkali didapati keluar dari mulut seorang anak. Sama seperti pertanyaan tentang seks, pertanyaan mengenai keuangan menjadi salah satu pertanyaan yang akan didapat orang tua. Pertanyaan anak tentang keuangan biasanya didapat oleh orang tua yang bekerja, baik ayah maupun ibu.
Tidak semudah menjawab pertanyaan seperti “Papa dimana?” atau “Besok aku mau sekolah ya, Ma?”, menjawab pertanyaan anak soal uang menjadi lebih rumit karena berpengaruh menentukan cara pandang anak akan uang di masa depan.
Namun terkadang kita sebagai orang tua masih belum tahu aturan cara menjawab yang benar, sehingga jawaban tersebut belum bisa dicerna di umur seorang anak yang masih tergolong sangat kecil. Akibat panik, seringkali orang tua memberikan jawaban berbohong dan mengalihkan pembicaraan agar anak berhenti bicara.
Jawaban apapun yang kita keluarkan memiliki pengaruh penting bagi pertumbuhan seorang anak. Jawaban tersebut menentukan relasi anak dengan uang dan tanggung jawab ketika kelak ia bekerja di masa dewasanya. Saat anak bertanya soal uang, lalu apa jawaban yang harus kita berikan?
Di bawah ini beberapa aturan dan tips yang membantu kita sebagai orang tua dalam menjawab pertanyaan anak soal uang:
1. Mulailah sedini mungkin dari yang kita pikir harusnya
Kita bisa mulai membahas soal uang dengan konsep yang mudah dipahami seorang anak. Contohnya, anak bisa diajak bermain peran menjadi kasir, penjual & belanja-belanjaan. Dari situ, kita bisa mulai memberikan pemahaman mengenai konsep transaksi dan menghitung uang.
Sekalipun anak belum dapat memproses semuanya dalam sekali waktu, sesungguhnya anak telah menyerap semua yang ia alami melalui aktivitas bermain. Anak akan semakin paham dengan konsep uang dan transaksi ekonomi dengan melakukan aktivitas sederhana tersebut.
2. Sesuaikan dengan tingkatan usia anak
Usia anak yang berbeda-beda juga harus kita perhatikan agar bisa menyesuaikan gaya bicara berdasarkan tingkatan usianya. Untuk usia anak yang mulai remaja, orang tua bisa lebih detail menjelaskan kondisi keuangan. Umumnya anak di usia remaja sudah lebih mudah paham situasi yang ada, sehingga penjelasan tentang uang pun bisa lebih kompleks.
3. Gunakan anekdot
Menjelaskan tentang uang pada anak bisa menggunakan cara bercerita atau story telling. Cerita tersebut bisa diangkat dari apa yang pernah terjadi. Cara seperti ini bisa mempermudah anak untuk mengerti soal uang, selain itu bisa membuat anak lebih antusias mendengarkan dan lebih memahami konteks pembicaraan. Pesan lewat story telling akan lebih mudah tersampaikan daripada kita memberikan ceramah panjang lebar kepada anak.
4. Gunakan angka sekalipun kita tidak mahir matematika
Memberikan pemahaman soal uang juga bisa dilakukan dengan sedikit kombinasi angka. Mulai bicarakan soal angka saat anak tertarik mengetahui nilai suatu barang dan mulai mencoba menghitungnya. Pada saat ini, orang tua juga bisa menginformasikan salah satu konsep uang, yaitu menabung. Anak akan lebih mudah paham karena sesuai dengan yang ia pelajari secara langsung di kehidupan sehari-hari. Ke depannya, anak diharapkan dapat hitung-menghitung harga suatu barang dan berapa uang yang diperoleh.
5. Jangan bohong tentang pengalaman masa lalu orang tua dengan uang dan jangan cerita berlebihan juga
Daripada berbohong dan menceritakan pengalaman secara berlebihan, orang tua bisa menceritakan secara jujur tentang hal yang pernah dialami. Saat bercerita, orang tua juga bisa menyelipkan nilai-nilai, alasan, dan solusi terhadap kejadian yang terjadi. Dengan menceritakan kejadian yang riil, anak bisa mengerti dan belajar menghadapi hal tersebut jika nanti nya hal itu terjadi dalam kehidupan nya kelak.
6. Identifikasi financial baggage kita dan tinggalkan
Trauma terhadap didikan orang tua dahulu sangatlah berpengaruh kepada kita yang saat ini juga berstatus sebagai orang tua. Trauma masa lalu orang tua soal keuangan dapat membentuk perspektif uang pada anak di masa depan. Contohya, apabila orang tua bersikap santai dalam mengatur keuangan dan membebaskan anak kita menggunakan uang, maka anak bisa bertumbuh memiliki kebiasaan untuk impulsive buying.
Sebaiknya, orang tua bisa mulai ikhlas menerima masa lalu yang sudah terjadi dan belajar meninggalkan kenangan buruk di masa lalu. Dengan meninggalkan trauma masa lalu, orang tua dapat lebih baik dan bijaksana dalam mengajarkan anak bagaimana cara mengelola uang dengan tepat.
Menjadi orang tua memang tidaklah mudah karena kita memiliki peran yang besar dalam kehidupan seorang anak sejak dalam kandungan bahkan sampai ia dewasa kelak. Orang tua menjadi sarana informasi pertama dan utama seorang anak, sehingga anak bisa menentukan keputusan apa yang harus diambil saat ia menghadapi hal-hal yang belum pernah dialami sebelumnya.
Untuk kamu yang saat ini sedang menjalani peran sebagai orang tua, bersiaplah menghadapi berbagai banyak pertanyaan dari seorang anak. Bukan hanya soal uang saja, tetapi banyak hal yang akan ditanyakan seiring dengan keingintahuan dan rasa penasaran yang tinggi dari seorang anak.
Jangan sampai frustasi dan clueless, orang tua bisa belajar menjawab pertanyaan anak dari buku "Seni Berkomunikasi Menanggapi Pertanyaan Anak yang Sulit Dijawab Orang Tua" yang ditulis oleh Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog. Buku ini berisikan berbagai macam cara dan tipis dalam untuk orang tua dalam berkomunikasi dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan anak yang sulit dijawab.
Semangat untuk para orang tua!